Selasa, 02 Juli 2013

Perempuan Mencintai Cokelat Sejak Dalam Kandungan Ibu


Penelitian terbaru menjelaskan, mengapa sebagian perempuan lebih memilih cokelat dari pada berhubungan sex.
Ternyata bibit kegemaran perempuan terhadap cokelat sudah terlihat bahkan ketika mereka belum lahir.

Peneliti Italia melakukan pengujian pada janin yang berisi bayi perempuan dan laki-laki, ternyata merespond secara berbeda ketika ibu mereka makan cokelat, janin yang berisi bayi perempuan bereaksi lebih kuat terhadap cokelat dari pada janin yang berisi bayi laki-laki.

Andrea Tranquilli, dari University of Politcnica Marche di Ancona, Italy mengatakan, ngidam cokelat lebih umum terjadi pada perempuan. Tidak jelas apakah fenomena ngidam ini terjadi karena bawaan dari lahir atau karena budaya, ujar penulis buku “Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine.

Penelitian dilakukan dengan melibatkan 100 ibu hamil (bumil) yang hampir melahirkan. Mereka tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan berbahan cokelat 90 hari sebelum penelitian dilakukan.

Peneliti mengukur detak jantung janin bayi, mengukur percepatan detaknya, serta rekaman gerakan janin sebelum penelitian dilakukan. Setelah 30 menit kemudian, ibu-ibu hamil ini makan 5 potong dark chocolate (80% cocoa) dibuat oleh pembuat cokelat terbaik di Italy.

46 ibu hamil memiliki janin dengan bayi laki-laki dan 54 lainnya memiliki janin yang berisi bayi perempuan.

Kedua jenis janin merespon ketika ibu mereka memakan cokelat. Tetapi janin berisi bayi perempuan lebih terstimulasi, mereka menunjukan peningkatan gerakan janin yang lebih besar begitu juga dengan percepatan detak jantungnya.

Janin perempuan lebih cepat merespon cokelat daripada janin laki-laki.

“Fakta bahwa janin perempuan mempunyai reaksi yang lebih terhadap cokelat daripada janin laki-laki, menunjukan ketertarikan lebih perempuan terhadap cokelat adalah bawaan.” ujar Tranquilli. “Ini mutlak bawaan.”

Penelitian menunjukan bahwa cokelat adalah makanan yang paling diminati oleh para perempuan, hampir separuh dari perempuan dari populasi memiliki kecenderungan menyukai cokelat.

Wanita mendambakan cokelat disekitar periode menstruasinya, membuat munculnya perkiraan bahwa hormonal berperan disini. Akan tetapi fluktuasi hormonal tidak menjelaskan semuanya, karena besarnya keinginan untuk mengkonsumsi cokelat tetap ada walaupun setelah menopause, ketika ovum wanita berhenti bereproduksi.

Tranquilli memiliki beberap hipotesis, termasuk sensivitas yang besar pada otak janin perempuan dan pematangan awal dari sistem saraf pusat. Reseptor dari otak perempuan juga merespon terhadap flavanols dan senyawa lain didalam cokelat, ujarnya.

Penelitian mengungkapkan bahwa antioxidants yang terkandung di dalam cokelat dapat menghentikan radikal bebas yang merusak DNA, dan efeknya lebih besar pada perempuan.

Tranquilli percaya bahwa janin tidak hanya merespon kalori dan lemak yang ada didalam cokelat. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh teamnya menunjukan bahwa janin bayi perempuan dan laki-laki berekasi secara berbeda terhadap konsentrasi cocoa. Lebih besar kandungan cocoa, reaksi mereka semakin meningkat.

Cokelat dengan kadar cocoa rendah memiliki proporsi cocoa butter yang lebih tinggi, ini berarti juga memiliki kandungan lemak dan kalori yang lebih tinggi juga.

Penjual cokelat, Anne Stubbe dari Stubbe Chocolates di Ottawa mengatakan  bahwa tokonya memiliki pelanggan setia yang rata-rata wanita. Wanita lebih menyukai cokelat yang gelap, “Lebih gelap lebih baik”, ujarnya.

Stubbe mengatakan bahwa ada perbedaan cara makan antara wanita dan pria ketika mengkonsumsi truffle.

“Para pria memasukan semuanya kedalam mulut, dan para wanita menggigit bagian kecil dan membiarkannya meleleh dimulut, mereka menganggap bahwa potongan kecil ini mewah dan harus dinikmati di setiap gigitan.”

Survey pada tahun 2012 oleh lembaga bernama “British Cancer Charity Found” menemukan bahwa dalam 1 dari 5 orang wanita memilih cokelat daripada berhubungan sex.”

Pada penelitian lain rata-rata wanita memilih keduanya. :)


Selasa, 21 Mei 2013

Susu Coklat, Minuman Olahraga Terbaik




Ketahanan tubuh diperlukan bagi anda yang gemar berolahraga, dari yang hanya berolahraga di akhir pekan hingga atlit profesional, dibutuhkan nutrisi yang baik untuk dikonsumsi sebelum berolah raga guna meningkatkan performa pelatihan dan mempercepat pemulihan stamina. Dipasaran penggemar olahraga dihadapkan pada banyak pilihan suplemen yang terkadang membingungkan.

Terdapat banyak produk di pasaran. Minuman semacam isotonic atau elktrolit diproduksi besar-besaran oleh banyak perusahaan, mereka menjual minuman elektrolit berbentuk cair, bubuk maupun tablet, yang dapat dikonsumsi dengan menambahkan air.
 
Tubuh olahragawan sangat membutuhkan protein. Terdapat produk-produk yang ditujukan kepada para pecinta olahraga, minuman tinggi protein untuk meningkatkan otot dan juga menurunkan berat badan.

Minuman ini dipasarkan luar biasa secara global, tetapi seberapa efektifkah minuman olahraga seperti Gatorade dapat membantu performa dan memulihkan peminumnya

Apakah dari deretan merek minuman yang anda ketahui, mana yang terbaik? Olahragawan terkenal di Indonesia yang diendorse minuman nutrisi dan suplemen dapat menjelaskan suplemen yang terbaik, Dapat anda buktikan sendiri bahwa hanya sebagian fakta ilmiah yang digembar-gemborkan di iklan, untuk mendukung penggunaan produk tersebut. Hal ini diperparah dengan nasihat dari para ahli kesehatan yang hanya mengungkap sebagian fakta ilmiah.

Tentu saja ada fakta yang valid dibalik hal ini, tetapi memang kurang populer. Menurut anda apakah minuman olahraga yang mahal dapat meningkatkan performa lebih baik dari pada susu coklat yang lebih murah? Susu coklat merupakan suplemen paling efektif bagi pemulihan dan ketahanan tubuh para olahragawan.

Baru-baru ini penelitian tentang olahraga menunjukan bahwa ketahanan tubuh atlit diperoleh dari nutrisi yang yang memiliki macronutrients protein, karbohidrat, dan lemak yang seimbang.

Segelas susu coklat nikmat ini jauh lebih efektIf untuk pemulihan setelah latihan daripada minuman dan suplement olahraga yang mahal.

Tanpa diketahui oleh banyak atlet, bahwa susu coklat rendah lemak, tidak hanya menyediakan sumber protein yang kaya, tetapi juga memiliki manfaat seperti minuman isotonic atau elektrolit yaitu rehidrasi.
Susu coklat memberikan dampak yang luar biasa pada dunia olahraga, hal ini tentu dapat semakin membingungkan para konsumen yang awam.

Hal ini menunjukan seberapa besar para produsen minuman mengetahui tentang suplemen olahraga. Apa yang para atlit ketahui? Darimana mereka mencari informasi? dan seberapa besar minat mereka terhadap memilih suplemen? Masih diperlukan penelitan lebih lanjut mengenai hal ini.

Menarik untuk diketahui bahwa para olahragawan mencari informasi dari buku-buku training dan artikel, situs olahraga, iklan majalah, event, teman dan keluarga. Mereka cenderung acuh tak acuh terhadap rekomendasi para olahrawan terkenal di media. Terlepas dari kenyataan bahwa mereka mencari bukti ilmiah, mereka sama sekali tidak memahami dengan baik, apa yang benar untuk dikonsumsi pasca latihan.

Media terkadang mempengaruhi dengan beberapa faktor seperti tipe olahraga tetapi tidak seberapa tinggi intensitas training. Kita harus memahami bahwa waktu training yang lebih lama membutuhkan suplemen yang berisi protein dan karbohidrat. Pelari hanya dianjurkan untuk mengkonsumsi minuman elektrolit, meskipun terbukti bahwa mereka juga membutuhkan karbohidrat dan protein untuk mensuplai glikogen.

Media memegang peranan utama mempengaruhi konsumen untuk memilih produk. Jadi para ilmuwan harus lebih baik lagi menyebarluaskan bukti-bukti ilmiah menggunakan beberapa media, sebagai kendaraan untuk memberikan pengetahuan ini kepada masyarakat.

Banjirnya produk suplement di pasaran juga menyebabkan kebingungan masyarakat untuk produk apa yang akan mereka ambil. Bagi olahragawan profesional, informasi yang benar mengenai produk ini sangatlah vital dan harus diketahui oleh para ilmuwan olahraga dan para staff pelatih.

Para atlit ini bergantung pada para ahli olahraga mereka, yang seharusnya tidak hanya memberikan informasi yang hanya meningkatkan performa mereka, tetapi juga harus dapat memberikan informasi yang mencegah mereka menggunakan produk yang sebenarnya kurang berkualitas.

Sederhana bukan, apa yang sekarang dapat kita ketahui bahwa hanya dengan minuman yang sederhana, dapat memberikan manfaat yang lebih baik.

Siapa mau susu coklat?

Kutipan dari theconversationdotcom





Jumat, 10 Mei 2013

Dark Chocolate Membuat Anda Lebih Tenang



Menurut penelitian terkini,mengkonsumsi dark chocolate terbukti membuat anda lebih tenang.
Menurut penelitian dari Swiburne University of Technology, kandungan polyphenols di dalam dark chocolate terbukti meningkatkan ketenangan dan kepuasan hati.

Polyphenols umum ditemukan di tumbuh-tumbuhan, dan merupakan bahan kadungan pokok yang wajib dikonsumsi manusia. Senyawa ini dapat mengurangi stress oxidatif, yang terkait dengan berbagai macam penyakit.

"Sudah umum kita ketahui bersama, bahwa coklat selalu dikaitkan dengan makanan yang meningkatkan mood,” ujar Matthew Pase kepala penelitian, Swinburne PhD

 “Ini diharapkan menjadi uji klinis pertama, yang menunjukan efek positif polyphenols cocoa terhadap mood.”

Lebih dari sekedar mitos atau perasaan anda. "Uji klinis membuktikan secara ilmiah menunjukan efek positif cocoa polyphenols terhadap mood."

Penelitian ini melibatkan 72 orang sehat, baik pria maupun wanita dengan usia 40-65 tahun, dengan memberikan mereka minuman campuran.

Mereka diwajibkan meminumnya 1 kali dalam sehari, selama 30 hari, yang meminum cocoa atau coklat dengan dosis tinggi, dilaporkan memiliki tingkat ketenangan dan kepuasan hati lebih tinggi dibandingkan yang lain.

Mereka yang meminum 250mg setiap hari dilaporkan tidak mengalami perubahan yang signifikan, demikian juga kelompok yang mengkonsumsi minuman tanpa cocoa.

Penelitian ini belum dapat memberikan bukti bahwa cocoa polyphenols signifikan untuk meningkatkan performa otak.

Para peneliti mengatakan bahwa bukti dapat menjadi titik awal untuk mencari kekuatan lain dari coklat, yaitu membantu pasien yang mengalami kecemasan atau depresi klinis.

kutipan dari stufdotcodotnz

Kamis, 02 Mei 2013

Coklat Membuatmu Lebih Pintar?



Mengkonsumsi lebih banyak coklat terbukti meningkatkan kemungkinan suatu negara melahirkan peraih Nobel, inilah hasil penelitian terkini mengenai konsumsi coklat, bagaimana penjelasannya?

Penelitian ini dilakukan oleh Franz Messerli dari Columbia University, ia mulai melihat kekuatan cokelat ini, setelah membaca artikel bahwa coklat adalah salah satu makanan terbaik di dunia.

Terdapat literatur yang menjelaskan bahwa mengkonsumsi cocoa (coklat) akan memperbaiki fungsi mental bagi pasien lanjut usia yang memiliki gangguan kognitif ringan, kondisi dimana manusia memiliki kecenderungan mengalami sindrom dimensia, dimensia adalah menurunnya fungsi otak biasanya ditandai dengan sering lupa atau sering disebut pikun.

Terdapat data yang menunjukan bahwa tikus dapat hidup lebih lama dan memiliki fungsi kognitif yang lebih baik ketika mereka memakan coklat, bahkan pada peningkatan memori juga pada hewan siput atau yang sering kita sebut bekicot.

Messerli dalam penelitiannya mengambil sampel beberapa pemenang nobel digolongkan menurut negaranya sebagai indikator umum intelegensi nasional dan membandingkannya dengan jumlah konsumsi cokelat negara tersebut. Hasilnya mencengangkan dan dipublikasi di New England Journal of Medicine.

Grafik Perbandingan Jumlah konsumsi coklat vs peraih nobel  per kapita

Beliau mengatakan, “Ketika kita menghubungkan keduanya yaitu konsumsi coklat dan jumlah peraih nobel per capita terdapat korelasi yang luar biasa erat”

Korelasi ini memiliki “P value” 0,0001”, semakin kecil “P value” maka semakin akurat jika anda ingat pelajaran statistika. Ini berarti kurang dari 1 banding 10.000 kemungkinan bahwa hubungan ini tidak signifikan.

Memang tidak mengejutkan bahwa Swiss ada di tingkat teratas, mereka memiliki tingkat konsumsi coklat per kepala dan peraih pemenang nobel tertinggi per capita.

Swedia yang merupakan anomali disini. Memiliki peraih nobel lebih tinggi, tetapi memiliki konsumsi coklat yang lebih sedikit dari rata-rata.

Messerli memiliki teori bahwa para peraih nobel biasanya didonasi dan dievaluasi di Swedia (selain Nobel Perdamaian) jadi Messerli berpikir bahwa Swedia mungkin memiliki bias nasionalisme.

Swiss adalah negara dengan konsumsi cokelat terbesar, dan merupakan negara peraih Nobel per kepala terbanyak.

Untuk memenangkan nobel, seseorang harus memiliki sesuatu yang berbeda yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya, cokelat mendukung hal ini karena mengkonsumsinya membuat kita merasa lebih baik – Prof. Christopher Pissarides

“Kita melakukan survey yang tidak terlalu ilmiah untuk meyakinkan seberapa banyak para peraih nobel mengkonsumsi coklat.”

Christopher Pissarides, dari London School of Economics, meyakinkan bahwa konsumsi coklat selalu menyertai dirinya meraih Nobel Ekonomi pada tahun 2010

 “Sepanjang hidup saya, sejak masih kecil, coklat adalah makanan kegemaran sehari-hari. Coklat selalu membuat saya merasa lebih baik, ketika memakannya”

 “Untuk memenanghkan Nobel, saya harus membuat sesuatu yang orang lain belum pernah pikirkan sebelumnya. Dan coklat membuat perasaan kita lebih baik, itulah kontribusinya, Tentu saja ini bukan faktor utama, tetapi hal apapun yang mengkontribusi kehidupan dan cara pandang yang lebih baik, pastinya memberikan kontribusi yang besar bagi pekerjaan yang kita lakukan.” ujar Rolf Zinkernagel, ilmuwan besar Swiss, yang memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1996

Swedia hanya memiliki besar konsumsi coklat setengah dari Jerman, tetapi memiliki jumlah pemenang nobel per kepala dua kali lebih besar dari negara tersebut, apakah sebenarnya bukan coklat yang membuat pandai tetapi bakso? :D 

“Saya diluar kategori tersebut, saya tidak pernah makan coklat lebih dari setengah kilogram per tahun.” Ingat Rolf

Coklat yang berwarna gelap membuat anda lebih baik dari pada milk coklat.” - Eric Cornell

Robert Grubbs, orang amerika yang memenangkan hadiah Nobel bidang kimia pada tahun 2005, mengatakan bahwa dia mengkonsumsi coklat setiap saat “Teman saya memperkenalkan coklat dan bir ketika kita masih muda, saya memodifikasinya sekarang menjadi coklat dan anggur merah.” :D "Saya suka makan coklat ketika hiking, dan memakannya setiap waktu.”

Orang Jepang sangat menyukai coklat sebagai konsumsi tambahan atau snack, konsumsi coklat mereka cenderung lebih sedikit, seperti peraihan hadiah Nobelnya 

Mungkin sedikit berlebihan jika kita membahas coklat adalah faktor utama untuk memperoleh hadiah Nobel. Keterhubungan yang kuat bukan berarti adalah sebab akibat.

Messerli memberikan contoh lain. Pasca perang di Jerman, angka kelahiran menurun bersama dengan populasi bangau. Apakah semakin sedikitnya bangau menyebabkan semakin sedikitnya bayi?

Jawabannya adalah, semakin banyaknya rumah penduduk yang dibangun, menghancurkan habitat bangau. Serta trend pembangunan rumah-rumah dengan tipe kecil pada saat itu, menimbulkan keengganan keluarga untuk membesarkan banyak anak.

“Ini adalah pemikiran yang sangat umum,” jelasnya, ketika kita melihat keterhubungan, kita memiliki sudut pandang bahwa pasti ada sebab akibat antara satu dan lainnya. Secara umum hal ini benar, tetapi kita tidak dapat menyampingkan beberapa contoh klasik dimana tidak ditemukan alasan yang valid, mengapa kedua hal ini sangat berkaitan.

Kutipan dari BBC News